TELENURSING SEBAGAI TREND DAN
ISSU PELAYANAN
KEPERAWATAN INDONESIA DITAHUN 2020
KEPERAWATAN INDONESIA DITAHUN 2020
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan
Dosen
pengampu : Ns. Destia Widyarani, S.Kep
Oleh kelompok :
Faidhatun
Dewi Lutfiah
Igor Wisnu Wardana
Indah Nur Ayu Kusuma Ningrum
Yulinar Tri Ambarsari
Saifur Rizal
Septivany Primadita
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2015-2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat serta hidayah-Nya
semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang
merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan dalam Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Bondowoso
Mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan
merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang
dasar-dasar keperawatn dalam dunia keperawatan. Penyusun yakin tanpa ada
bantuan dari semua pihak, makalah ini akan mengalami banyak hambatan. Oleh
karena itu tidak berlebihan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Yuana
Dwi Agustin, SKM, M. Kes, sebagai ketua Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
2. Ns.Destia
Widyarani,S. Kep., sebagai dosen pengampu penulis makalah ini.
3. Semua
pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga
segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah
SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya.
Bondowoso, Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
2
1.3 Manfaat...................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
3
2.1
Definisi...................................................................................................
3
2.2
Kelebihan dan Kekurangan Telenursing...................................................
6
2.3
Manfaat dari Telenursing.........................................................................
8
2.4
Perkembangan dan Model Telenursing...................................................
10
2.5
Aplikasi Telenursing...............................................................................
15
BAB III PENUTUP...................................................................................
16
3.1
Kesimpulan............................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
17
LAMPIRAN..............................................................................................
18
BAB
I
LATAR
BELAKANG
1.1
Latar Belakang
Perkembangan yang sangat pesat
dibidang teknologi informasi berdampak terhadap dunia kesehatan, dimana
penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam
mendukung perkembangan pelayanan kesehatan. Kompilasi data estimasi pengguna
Internet di Indonesia dari berbagai sumber mencapai sedikitnya 45 juta pada
akhir tahun 2010 dan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) optimistik akan mencapai 60 juta terutama karena didorong oleh trend
mobile access. Kompilasi data survey pasar menunjukkan Indonesia memiliki rasio
kepemilikan perangkat akses internet tertinggi, kenaikan jumlah gadget paling
banyak dan penurunan tarif layanan (termasuk paket data Internet) paling tajam di
kawasan ASEAN walau di tengah isu resesi ekonomi (Salahuddien, 2011). Pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Perawat
semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan teknologi
dibidang kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang
kesehatan terutama pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan
asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia maya”
(cybernet), dapat terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing)
dimanapun ia berada. Telenursing adalah suatu model sistem pelayanan
keperawatan yang diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi
dibidang informasi karena keterbatasan fasilitas maupun geografis atau karena
tujuan efektifitas dan efisiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak harus
datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Trend keperawatan Indonesia di
Tahun 2020 diharapkan sudah mampu mengaplikasikan inovasi ini nantinya. Pada
kesempatan ini penulis mencoba menggali lebih mendalam mengenai informasi dan
hasil-hasil riset seputar Telenursing tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan
definisi telenursing?
2. Menjelaskan
manfaat telenursing?
3. Menjelaskan perkembangan model telenursing?
4. Menjelaskan
keuntungan dan kelemahan telenursing?
5. Menganalisa
aplikasi dari telenursing?
1.3 Manfaat
1.
Mengetahui apa itu telenursing
2.
Mengetahui manfaat dari telenursing
3. Mengetahui
perkembangan model telenursing
4.
Mengetahui kelebihan dan keuntungan telenursing
5. Dapat
menganalisa aplikasi telenursing
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh
menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of
Nursing, 2011). Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi
informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan,
dan ilmu informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi, dan
pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi
integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan
pengaturan.
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi
bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi.
Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi
elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan
untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1. Faktor
legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan
telenursing.
2. Faktor
financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana
dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi
profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan
dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus
didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor
Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan
bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan
prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan
peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki
oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon
ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.
Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat
melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui
pengkajian triase dan pemberian informasi menggunakan teknologi informasi
dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners yang melakukan
praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN). Perawat yang
melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan
ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk praktek
telenursing mereka.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk
membentuk diagnosis medis, melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi.
Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan, dan
meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi
melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan
akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya
akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat
pada klien adalah teknik pendekatan yang disukai dalam rangka membina
hubungan antara klien dan tenaga professional. Komunikasi yang berpusat pada
klien telah ditangani secara ekstensif selama dekade terakhir.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow
up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan
pada keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain
itu dalam praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat
juga menggunakan teknologi seperti internet, computer, telephone, alat
pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-vidio, satelit
dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan teknologi informasi
untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien
terhubungkan secara langsung menggunakan system transmisi elektronik.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi
yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat
dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah,
berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan
video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi
insulin dan penatalaksanaan sesak napas.
2.2
Kelebihan
dan kekurangan Telenursing
·
Kelebihan
Telenursing
Telenursing
dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan
keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh.
Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain:
1. Mengurangi
waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu,
2. Mempersingkat
hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3. Membantu
memenuhi kebutuhan kesehatan,
4. Memudahkan
akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
5. Berguna
dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah
dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan
6. Mendorong
tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia
layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American
Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan
jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata,
8. Dapat
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan
kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan
rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan diterapkannya
telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dan
meningkatkan kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen
untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang perawat
dengan pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan,
sehingga ini bermanfaat karena klien membutuhkan dukungan yang
tidak mungkin didapatkan dengan kontak langsung.
· Kekurangan
dan hambatan dalam telenursing
Menurut Amy
Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing, meliputi:
perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa
perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten
terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi
dan teknologi telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support
system, perawat bisa merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien.
Legislasi, telenursing muncul sebagai issue kebijakan public secara mayor,
belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing. Secara teknologi,
Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung perkembangan
telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system
penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya.
Sumber lain
menyebutkan, antara lain :
·
Tidak adanya
interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan
kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan
pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan
terapeutik.
·
Sedangkan
kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti
gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan
cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang
berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien.
2.3 Manfaat
Telenursing
Menurut
Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan
efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (
dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas
geografis
3. Telenursing
dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien
dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan
dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan
keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan
pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatanyang berkelanjutan dan
kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.
a.
Selain itu
telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman
klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun
masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga
menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan
privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita
HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih
merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .
b. Perawat memiliki komitmen menyeluruh
tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik
keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti
dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien
adalah :
· Jaminan kerahasiaan dan jaminan
pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
· Pasien yang mendapatkan intervensi
melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan
jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
·
Diseminasi
data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
· Individu yang menyalahgunakan
kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan
hukuman/legal aspek.
c.
Dengan
melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi
kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini
mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi
tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan
keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di
Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan
kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat.
2.4 Perkembangan dan Model Telenursing
1. Jonsson & Willman dalam
penelitiannya menemukan bahwa implementasi telenursing dalam perawatan di
ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan inovasi pengembangan inisiatif
yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas
dengan penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan perawatan
kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada pasien.
Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk melihat
kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka.
Selain itu perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat.
Penelitian ini menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi
audio-vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien
dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah.
2. Hartford
Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and patients’ Recovery from
Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat
dirinya sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan
dan promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama
perawatan.
3. Bohnenkamp
& Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan kepuasan
yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah yang
dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat. Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka
pada saat kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan
dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik.
4. Penelitian
dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional Versus
Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.
Hasil :
Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing
membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face
to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.
5. Penelitian
dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of Telenursing to
Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing
Indicators.
Hasil :
Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan kekambuhan
CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari
dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b)
telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih
dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian
ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua
group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan,
status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada
CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.
6. Penelitian
dari L. Schlachta-Fairchild dengan judul Findings Of The 2004 international
Telenursing Survey.
Hasil :
Mayoritas perawat yang melakukan tidak tersertifikasi dalam telemedicine,
telenursing, atau nursing informatics dan percaya bahwa sertifikasi pada
telenursing adalah penting dan interes untuk dilakukan sertifikasi dan
merupakan indikasi telenursing seharusnya merupakan bagian dasar dari
pendidikan keperawatan dan pengalaman klinik.
7. Impact of tele-advice on community nurses’ knowledge of venous leg ulcer
care (Ameen, Coll, & Peters, 2005). Pada penelitian ini dikemukakan
efektifitas telenursing dibidang manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang
digunakan adalah quasi eksperimental dengan pendekatan pre dan post intervensi
pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 19 orang dan kelompok
kontrol sebanyak 19 orang, pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat
perbaikan yang signifikan dalam hal kemampuan perawat komunitas dalam manajemen
perawatan ulkus kaki antara sebelum dan sesudah intervensi melalui telenursing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tele-saran dapat menjadinmanfaat besar bagi
perawat komunitas dalam meningkatkan pengetahuan mereka dalam praktek perawatan
ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi signifikan untuk penggunaan sumber daya
manusia yang lebih efisien dan efektivitas biaya dalam perawatan luka.
8. Tele-education
in emergency care (Binks & Benger, 2007). Dalam artikel ini dijelaskan
bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas
kesehatanmyang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit diakses
melalui jalan darat karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan sehingga
mereka kurang terpapar informasi-informasi maupun pengetahuan terkini menghenai
pelayanan keperawatan. Disini dijelaskan bagaimana telenursing dimanfaatkan
sebagai sarana penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai keperawatan gawat
darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.
Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain pembelajaran, yaitu : 1)
pengetahuan, 2) keterampilan, 3) hubungan (relationship), dan 4) sikap
(attituds).
9. Efficacy of
tele-nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a
randomised controlled trial study (Jensen, Kristensen, Christensen, &
Borre, 2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peningkatan angka
dalam insiden kanker prostat menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap
peran perawatan kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi kondisi tersebut,
prostatektomi radikal jalur cepat telah diperkenalkan, sehingga waktu rawat
menjadi pendek dan sedikit waktu yang tersedia untuk edukasi terhadap pasien
post op prostektomy, maka pasien dituntut agar mampu melakukan perawatan secara
mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat
mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien dalam
periode pasca-operasi. Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol secara acak
prospektif dari 95 pasien baik intervensi atau standar tindak lanjut.
Intervensi yang diberikan adalah TC tambahan 3 hari pasca bedah. Pendidikan
perawatan dan pasien selama rawat inap yang diberikan adalah sama untuk semua
pasien. Data dikumpulkan dari catatan medis dan kuesioner 2 minggu pasca-bedah.
Memang tidak ditemukan perbedaan dalam keberhasilan keseluruhan tentang
kepuasan pasien, rasa aman dan ketidaknyamanan pasca-operasi. Beberapa pasien
memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi saat dirawat di rumah sakit sehingga
peberian TC menjadi alternatif pilihan yang baik. Secara umum, pasien cukup
terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan mereka menyatakan kepuasan
yang tinggi dan rasa aman pada periode pasca operasi setelah pulang meskipun
tanpa TC. Oleh karena itu, TC tidak akan menjadi prosedur standar, tetapi
hasilnya telah meningkatkan kesadaran dalam praktek klinis sehari-hari dan
dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
10. Using the
Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational Performance, Part 1 (Rufo,
2011). Dalam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian
perawatan saat ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan
keamanan perawatan pasien. Tele-health terintegrasi adalah salah satu contoh.
Dengan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman
dapat dihubungkan ke lokasi terpencil, sehingga pemberi asuhan keperawatan
didaerah terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien
secara langsung melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu contoh dari
penerapan model teknologi yang mempercepat pemecahan masalah klinis dan
pengambilan keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan
akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan.
11. A second set
of eyes: an introduction to tele-ICU (Goran, 2010). Dalam artikel ini
dijelaskan bahwa Tele-ICU, eICU, virtual ICU, atau pusat ICU terpencil telah
diterapkan dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 40
sistem perawatan kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di
beberapa tim perawatan tetap belum terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini,
sedangkan yang lain tetap skeptic meskipun rasio biaya perawatan yang bisa
ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan berbagai program dan
publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU menjadi lebih diperhatikan dan
mengubah wawasan tentang perawatan klinis.
12. Home-Based
Telemedicine: A Survey of Ethical Issues (Bauer, 2001). Dalam artikel ini
dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanfatan Telemediciene didapatkan
data bahwa secara ekonomis maupun efektifitasnya boleh dikatakan bagus, karena
dari segi biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah, kemudin dari segi
efektifitasnya pasien tidak perlu datang ke tempat pelayanan kesehatan yang
dituju, tetapi cukup hanya dengan berinteraksi melalui Telemediciene maupun
Telenursing pasien sudah dapat terlayani. Namun masalah yang muncul dalam
penilaian ini adalah bahwa mereka tidak mengidentifikasi adanya nilai-nilai
moral maupun implikasi etis dari penerapan metode ini. Oleh sebab itu sebagai
pengguna metode ini hendaknya petugas kesehatan atau perawat yang mengelolanya
harus memilki pemahaman yang luas tentang keilmuan keperawatan itu sendiri
maupun metode Telenursing yang digunakan.
2.5 Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang
sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan
system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah,
respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif video,
pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke
alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju,
memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus
sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan
kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien
dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam
management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi
yang akurat dan memberikan dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat
ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan
kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan
untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1. Faktor
legalitas
2. Faktor
financial
3. Faktor Skill
4. Faktor
Motivasi
DAFTAR
PUSTAKA
Martono.(2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat
2010" dalam http://www.inna-ppni.or.id/
index.php?name=News&file=article&sid=71,
diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management
of Patients With Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/
content/ f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Wikipedia.(2007). Telenursing, dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
http://www.telehealth.ca/imgs/works.gif, diperoleh tanggal 02 Mei 2012
Bohnenkamp K.S. Lopez. A.M. Blackett A. Traditional Versus Telenursin
Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomies. Oncology
Nursing Forum. 31;5.
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment